Tes Lisan Pak Kumpul Keluarga Sukhinah
BAB 5
(KELUARGA SUKINAH)
SOAL LISAN
👪
1. Sebutkanlah
indikator – indikator yang tercantum dalam bab 5 (keluarga sukinah) !
Jawaban :
A.
Pengertian
dan Hakikat Keluarga Sukhinah
B.
Keluarga
Sukhinah dalam Agama Hindu
C.
Tujuan
Wiwaha Menurut Hindu
D.
Sistem
Pawiwahan dalam Agama Hindu
E.
Syarat
Sah Suatu Pawiwahan Menurut Hindu
F.
Kewajiban
Suami, Istri, dan Anak dalam Keluarga
G.
Membina
Keharmonisan dalam Keluarga
H.
Lima
Pilar Keluarga Sukhinah
I.
Pahala
Bagi Anak-anak yang Berbakti kepada Orang Tua
2. Apakah
yang dimaksud dengan keluarga sukinah, dan apa hakekatnya? Serta sebutkanlah
beberapa sloka yang terkait!
Jawaban :
·
Keluarga Sukhinah disebut keluarga yang
sejahtera. Kata keluarga berasal dari bahasa Sanskerta dari urat kata “kula”
yang artinya abadi atau hamba dan “warga” artinya jalinan/ikatan pengabdian.
Keluarga artinya jalinan/ikatan pengabdian seorang suami, istri dan anak. Jadi,
keluarga adalah persatuan yang terjalin di antara seluruh anggota keluarga
dalam rangka pengabdiannya kepada amanat dasar yang mesti diemban oleh keluarga
yang bersangkutan. Sedangkan kata “sejahtera” yang berarti segala kebutuhan
lahir dan bathin yaitu: Bhoga, Upabhoga, Paribhoga yaitu sandang, pangan dan
papan serta jalinan kasih yang sejati.
·
Hakikat Keluarga Sukhinah adalah sebagai
awal menuju Grhasta yakni masa yang paling penting dalam kehidupan manusia.
Setiap orang yang akan melaksanakan pernikahan harus menyadari arti dan nilai pernikahan
bagi manusia, sehingga itu bias menjadi landasan untuk menjadi keluarga
sukhinah/ keluarga sejahtera.
·
Sloka-sloka :
Manava Dharmasastra IX.
102
“Tathà nityam
yateyàtam
strìpumsau tu
kåitakriyau,
Jathà nàbhicaretà÷
tau
wiyuktàwitaretaram”
Terjemahan:
“Hendaknya laki-laki dan
perempuan yang terikat dalam ikatan pernikahan,
mengusahakan dengan tidak
jemu-jemunya supaya mereka tidak bercerai dan
jangan hendaknya
melanggar kesetiaan antara satu dengan yang lain.
Manava
Dharmasastra IX. 101
“Anyonyasyàwayabhìcaro
bhawedàmaranàntikaá,
Esa dharmah
samàsena
jneyah
strìpumsayoá parah”
Terjemahan:
“Hendaknya supaya
hubungan yang setia berlangsung sampai mati,
singkatnya ini harus
dianggap sebagai hukum tertinggi sebagai suami istri”.
3. Jelaskanlah
keluarga sukinah dalam umat hindu!
Jawaban :
Pengertian
keluarga sejahtera (Sukhinah) menurut pandangan Hindu adalah terpenuhinya
kebutuhan hidup jasmani dan rohani hidup dalam suasana berkecukupan, selaras,
serasi dan Seimbang sesuai swadharma atau kewajiban masing-masing.
4. Sebutkanlah
beberapa jenis tujuan pernikahan menurut umat hindu!
Jawaban :
Tujuan
pernikahan menurut hindu adalah terwujudnya keluarga yang berbahagia lahir
batin. Kebahagiaan ini ditunjang oleh unsur-unsur material dan non material.
Unsur material adalah tercukupinya kebutuhan sandang, pangan, dan papan/perumahan
(yang semuanya disebut Artha). Unsur nonmaterial adalah rasa kedekatan dengan
Hyang Widhi (yang disebut Dharma), kebutuhan biologis, kasih sayang antara
suami-istri-anak, adanya keturunan.
5. Sebutkan
dan jelaskanlah sistem pernikahan dalam Manawa Dharma Sastra dan tradisi hindu
di bali!
Jawaban :
Ø
Menurut
penjelasan Kitab Manawa Dharmasastra tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa
sistem atau bentuk pernikahan itu ada 8 jenis, yaitu:
a)
Brahma Wiwaha adalah pernikahan yang terjadi karena pemberian anak
wanita kepada seorang
pria yang ahli Weda (Brahmana)
b)
Daiwa Wiwaha adalah pernikahan yang terjadi karena pemberian anak
wanita kepada seorang
pendeta yang melaksanakan upacara atau yang telah
berjasa.
c)
Arsa Wiwaha adalah pernikahan yang dilakukan sesuai dengan
peraturan
setelah pihak wanita
menerima seekor atau dua pasang lembu dari pihak
calon mempelai laki-laki,
d)
Prajapati Wiwaha adalah pernikahan yang terlaksana karena
pemberian
seorang anak kepada
seorang pria, setelah berpesan dengan mantra semoga
kamu berdua melaksanakan
kewajibanmu bersama
e)
Asura Wiwaha adalah bentuk pernikahan yang terjadi di mana setelah
pengantin pria memberikan
emas kawin sesuai kemampuan dan didorong
oleh keinginannya sendiri
kepada si wanita dan ayahnya menerima wanita
itu untuk dimiliki.
f)
Gandharwa Wiwaha adalah bentuk pernikahan suka sama suka
antara
seorang wanita dengan
pria.
g)
Raksasa Wiwaha adalah bentuk pernikahan dengan cara menculik gadis
dengan cara kekerasan.
h)
Paisaca Wiwaha adalah bentuk pernikahan dengan cara mencuri,
memaksa, dan membuat
bingung atau mabuk.
Ø
Menurut
tradisi adat di Bali, ada empat bentuk atau sistem pernikahan, yaitu:
1.
Sistem memadik/meminang, yaitu pihak calon suami serta
keluarganya datang ke rumah calon istrinya untuk meminang calon istrinya. Biasanya
kedua calon mempelai sebelumnya telah saling mengenal dan ada kesepakatan untuk
berumah tangga. Dalam masyarakat Bali, sistem ini dipandang sebagai cara yang
paling terhormat.
2.
Sistem ngererod/ngerangkat, yaitu bentuk perkawinan yang berlangsung
atas dasar cinta sama cinta antara kedua calon mempelai yang sudah dipandang
cukup umur. Jenis perkawinan ini sering disebut kawin lari.
3.
Sistem nyentana/nyeburin, yaitu sistem perkawinan yang dilaksanakan
berdasarkan perubahan status hukum dimana calon mempelai wanita secara adat
berstatus sebagai purusa dan calon mempelai laki-laki berstatus sebagai
pradana. Dalam hubungan ini laki-laki tinggal di rumah istri
4.
Sistem melegandang, yaitu bentuk perkawinan secara paksa
yang tidak didasari atas cinta sama cinta. Jenis perkawinan ini dapat disamakan
dengan Raksasa Wiwaha dan Paisaca Wiwaha.
5.
Sistem Makaro lemah adalah upacara perkawinan yang
dilaksanakan pada dua tempat (pihak purusa dan pradana) yang selanjutnya ke dua
mempelai masing-masing diberikan hak pewaris.
6.
Perkawinan campuran adalah perkawinan yang dilaksanakan oleh
mempelai berdua masingmasing yang berbeda agama, suku adat dan bangsa.
6. Sebutkanlah
syarat-syarat seseorang dibolehkan menikah menurut hindu!
Jawaban :
·
Memenuhi
syarat-syarat hukum agama maupun hokum Nasional. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 dari
undang-undang Perkawinan.
·
7. Apakah
syarat-syaratnya agar pernikahan itu dinyatakan sah?
Jawaban :
Suatu perkawinan
dianggap sah menurut Hindu adalah sebagai berikut;
1.
Perkawinan
dikatakan sah apabila dilakukan menurut ketentuan hokum Hindu.
2.
Untuk
mengesahkan perkawinan menurut hukum Hindu harus dilakukan oleh pendeta atau
rohaniwan dan pejabat agama yang memenuhi syarat untuk melakukan perbuatan itu.
3.
Suatu
perkawinan dikatakan sah apabila kedua calon mempelai telah menganut Agama
Hindu (agama yang sama).
4.
Berdasarkan
tradisi yang telah berlaku di Bali, perkawinan dikatakan sah setelah
melaksanakan upacara byakala atau upacara mabiakaonan. sebagai rangkaian
upacara wiwaha. Demikian juga untuk umat Hindu yang berada di luar Bali, sahnya
suatu perkawinan yang dilaksanakan dapat disesuaikan dengan adat dan tradisi
setempat.
5.
Calon
mempelai tidak terikat oleh suatu ikatan pernikahan atau perkawinan.
6.
Tidak
ada kelainan, seperti tidak banci, kuming atau kedi (tidak pernahhaid), tidak
sakit jiwa atau ingatan serta sehat jasmani dan rohani.
7.
Calon
mempelai cukup umur, untuk pria minimal berumur 21 tahun, dan yang wanita
minimal berumur 18 tahun.
8.
Calon
mempelai tidak mempunyai hubungan darah yang dekat
8. Sebutkanlah
kewajiban-kewajiban sebagai suami-istri dan anak-anak dalam keluarga!
Jawaban :
1. Swadharma/kewajiban
Istri
a.
Memenuhi
Doa dan Harapan Orang Tua
Yakni dengan memenuhi
harapan orang tua dengan cara dapat memberi kasih sayang, tidak menyakiti, memberi
kesejukan dan membiasakan diri selalu hidup sehat.
b.
Memenuhi
Harapan Suami
Dengan selalu setia
terhadap suami dan juga seorang istri harus selalu taat dan setia kepada satu
suami, seperti “Dewi Savitri” di dalam kitab Suci Purana “Kisah Dewi Savitri”.
c.
Sebagai
Ibu Rumah Tangga.
Istri berkewajiban
mengatur rumah menjadi bendahara rumah tangga dan
urusan rumah tangga yang
lain. Selain sebagai ibu rumah tangga, istri juga tidak
kalah pentingnya yaitu
sebagai penerus keturunan, melahirkan putra suputra.
d.
Sebagai
Penyelenggara Agama
Seorang istri harus mampu
menjadi pendukung keluarga dalam mewujudkan pelaksanaan upacara.
2. Swadharma
Suami Terhadap Istrinya
a.
Wajib
Melindungi Istri dan Anak-anaknya
b.
Wajib
Menghargai dan Menghormati Istri
c.
Wajib
Memelihara Kesucian Istri dan Keturunannya
d.
Wajib
Memberikan Harta Kepada Istri untuk Keperluan Rumah Tangga dan Kegiatan
Keagamaan
3. Swadharma
Seorang Ayah Terhadap Anak
Berdasarkan kitab
sarasamuscaya kewajiban seorang ayah terhadap anak adalah :
1. Anna data :
seorang ayah harus mampu memberikan makan.
2. Prana data :
seorang ayah harus mampu membangun jiwa si anak.
3. Sarirakerta :
seorang ayah harus mampu mengupayakan kesehatan jasmani anak.
Lalu dalam kitab
“Nitisastra,VIII.3” disebutkan bahwa kewajiban seorang ayah
ada lima, yang dinamakan
“Panca Wida” yaitu:
1. Matulung urip
rikalaning baya: menyelamatkan keluarga pada saat bahaya.
2. Nitya maweh
bhinoajana: selalu mengusahakan makanan yang sehat.
3. Mangupadyaya:
memberikan ilmu pengetahuan kepada anak.
4. Anyangaskara:
menyucikan anak atau membina mental spiritual anak.
5. Sangametwaken:
sebagi penyebab lahirnya anak
4. Swadharma Anak
Terhadap Orang Tua
Anak memiliki tanggung jawab untuk menyelamatkan roh
orang tua dari api neraka.
Seperti dalam kisah jaratkaru dan kisah mahabrata.
9. Jelaskanlah
bagaimana caranya membina rumah tangga guna mencapai keluarga hidup yang
harmonis!
Jawaban :
Caranya adalah dengan
melandasi pernikahan berdasarkan pada rasa saling percaya, saling
mencintai, saling memberi
dan menerima, dan saling berbagi tanggung jawab secara sama rata, saling
bersumpah untuk selalu setia dan tidak akan berpisah. Pasangan suami-istri juga harus mampu
mewujudkan kemakmuran, kesejahteraan dan kebahagiaan dengan mengembangkan cinta
kasih yang mendalam, melakukan kerja keras untuk kemakmuran, menumbuhkan
keserasian dalam keluarga, dan tetap
riang gembira. Dengan begitu terciptalah rumah tangga yang harmonis.
10. Sebutkan dan jelaskanlah 5 pilar keluarga
sukinah!
Jawaban :
Lima pilar pasangan
keluarga sukinah, diantaranya adalah:
1.
Bersyukur dengan harta yang diperoleh sesuai dharma
Dalam hidup berumah
tangga manfaat artha sangat besar. Artha dapat
mengantarkan keluarga
sejahtera dan akan mampu membangun keluarga
bahagia.
2. Bersyukur terhadap makanan yang telah
disiapkan dalam rumah tangga
Makanan yang dimasak
dengan tujuan menghidupi anggota keluarga akan
memberikan nilai
spiritual yang sangat tinggi karena sebelum dihidangkan
diawali dengan Yajña sesa
sehingga yang memakannya akan terlepas dari
papa dosa.
3. Bersyukur dengan istri sendiri
Yakni dengan tidak
berselingkuh. Perselingkuhan merupakan pengkhianatan terhadap tujuan
perkawinan. Istri sering diibaratkan sebagai sungai yang hatinya selalu
berliku-liku perlu mendapatkan perhatian yang khusus bagi seorang suami
sehingga hatinya bisa tetap lurus dengan komitmen yang telah diikrarkan pada
waktu perkawinan.
4. Menegakkan
Kedamaian
Kedamaian hidup ini harus
ditumbuh-kembangkan dengan sebaik mungkin. Sehingga Interaksi harmonis di
lingkungan keluarga (suami, istri, dan anak) bisa terjaga.
5. Ketentraman
Ketentraman dalam
keluarga akan didapat apabila anggota keluarga memiliki kesehatan sosial.
Kemampuan untuk melakukan hubungan sosial dengan tetangga kiri kanan belakang
dan depan merupakan suatu kebutuhan setiap keluarga.
11. Jelaskanlah apa saja pahala bagi anak-anak
yang berbakti pada orang tua!
Jawaban :
Kitab suci Sarasamuscaya menyebutkan
ada 4 pahala yang diterima oleh anak-anak yang berbakti kepada orang tua yakni
:
1.
Kirti
Mendapatkan Pujian dan
doa yang positif akan mendorong aktivitas dan gairah kehidupan sehingga
anak-anak akan menjadi lebih meningkat kualitas kehidupannya.
2.
Ayusa
Berumur panjang dan sehat
sangat diperlukan agar manusia dapat menempuh
tahapan-tahapan
kehidupannya dengan sempurnya, yaitu melalui Catur ashrama:
Brahmacarya, gryahasta,
wanaprastha, dan bhiksuka. Brahmacarya
adalah masa menempuh pendidikan, gryahastha
adalah masa berumah tangga dan mengembangkan keturunan, wanaprastha adalah masa menyiapkan diri menuju kehidupan yang lebih
suci, dan bhiksuka adalah masa
kehidupan yang suci, lepas dari ikatan-ikatan keduniawian.
3.
Bala
Mempunyai kekuatan yang
tangguh sangat berguna dalam kehidupan yakni sebagai kemampuan untuk memecahkan
masalah-masalah kehidupan, dan juga ketangguhan dalam arti menguatkan kesucian
mental/ rohani.
4.
Yasa Pattinggal Rahayu
Kebaktian pada orang tua
akan menjadi contoh bagi keturunan selanjutnya. sehingga bila anak-anak sudah
menjadi tua atau meninggal dunia, secara sambung menyambung para
keturunannya-pun akan menghormati dan berbakti kepadanya, karena kebaktian itu
sudah menjadi tradisi yang baik di dalam keluarganya.
12. Ceritakanlah secara singkat proses upacara
pernikahan umat hindu di indonesia! (salah satu) (pilih di suku mana)
Jawaban :
Wiwaha
Menurut Suku Bali
a.
Tata
Urutan Upacara :
1. Penyambutan Kedua Mempelai
Penyambutan kedua
mempelai sebelum memasuki pintu halaman rumah adalah simbol untuk melenyapkan
unsur-unsur negatif yang mungkin dibawa oleh kedua mempelai sepanjang perjalan
menuju rumah pihak purusa, agar tidak mengganggu jalannya upacara.
2. Mabyakala
Upacara ini dimaksudkan
untuk membersihkan dan menyucikan lahir batin dari kedua mempelai terutama
sukla dan swanita, yaitu sel benih pria dan sel benih wanita agar menjadi janin
yang suci dan dapat melahirkan anak yang suputra.
3. Mepejati atau Pesaksian
Mepejati merupakan
upacara pesaksian tentang pengesahan perkawinan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, juga kepada masyarakat, bahwa kedua mempelai telah meningkatkan
diri sebagai suami atau istri yang sah dengan membangun grehastha atau rumah
tangga baru.
b.
Sarana/Upakara.
b.1. Banten Pemagpag, segehan, dan tumpeng dadanan.
2. Banten Pesaksi,
prasdaksina, dan ajuman.
3. Banten untuk mempelai
terdiri dari: byakala, banten kurenan, dan
pengulap pengambean.
c.
Jalannya
Upacara
1.
Upacara Penyambutan Kedua Mempelai
Begitu calon mempelai
memasuki pintu halaman pekarangan rumah, disambut dengan upacara masegehan dan
tumpeng dandanan. Kemudian kedua mempelai dipersilakan duduk di tempat yang
telah disediakan untuk menunggu upacara selanjutnya.
2.
Upacara Mebyekala
Sebelumnya acara
mabyakala, dilakukan upacara puja astuti oleh pemimpin upacara. Selanjutnya
membakar tetimpug sampai berbunyi sebagai simbol pemberitahuan kepada
bhuta-kala yang akan menerima pekalaa-kalaan. Kedua mempelai berdiri melangkahi
tetimpug sebanyak tiga kali dan selanjutnya menghadap banten pabyakalaan. Kedua
tangan mempelai dibersihkan dengan segau atau tepung tawar,
kemudian natab
pabyakalaan. Selanjutnya masing-masing kedua ibu jari kaki dari mempelai
disentuhkan dengan telur ayam mentah di
depan kakinya sebanyak tiga kali. Selanjutnya kedua mempelai dilukat dengan
upakara pengelukatan. Upacara selanjutnya adalah berjalan mengelilingi banten
pesaksi dan kala sepetan yang disebut
dengan murwa daksina.
Saat berjalan, mempelai wanita berada di depan sambil menggendong sok dagangan
(simbol menggendong anak), diiringi mempelai pria memikul tegen-tegenan (simbol
kerja keras untuk memperoleh nafkah sebagai sumber penghidupan). Setiap melewati
Kala Sepetan, ibu jari kanan kedua mempelai disentuhkan pada bakul yang
melambangkan Kala Sepetan. Mempelai wanita saat berjalan dicemeti (dipukuli)
dengan tiga buah lidi oleh si pria sebagai simbol telah terjadi kesepakatan
untuk sehidupsemati. Yang terakhir kedua mempelai bersama-sama memutuskan benang
pepegatan sebagai tanda mereka berdua telah memasuki hidup Grehastha.
3.
Upacara Mapejati atau Persaksian
Dalam upacara persaksian,
kedua mempelai melaksanakan puja bhakti (sembahyang) sebanyak lima kali kepada
Ida Sang Hyang Widhi. Setelah sembahyang (mebhakti), mempelai berdua diperciki tirtha
pembersihan oleh pemimpin upacara. Kemudian natab banten widhi widhana dan
mejaya-jaya. Dengan demikian, maka selesailah pelaksanaan samskara Wiwaha. Setelah
prosesi Wiwaha samskara selesai, baru kemudia dilanjutkan penandatanganan surat
akta perkawinan oleh kedua belah pihak
dihadapan saksi dan pejabat yang berwenang
sebagai legalitas secara hukum nasional.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete❤️🧡💛💚💙💜
ReplyDelete